LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 39).
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni kualitas sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membentuk budi pekerti yang luhur sesuai dengan cita-cita yang diinginkan oleh siswa. Tujuan pendidikan menurut Zahara Idris,1986:56 meliputi : membantu anak didik memenuhi tugas utama kemanusiaan,membantu anak didik untuk menguasai teknologi,mengembangkan tingkat penalaran,membina anak didik menjadi pengolah kebudayaan.
Dalam pendidikan keluarga peran orang tua memberi pengaruh besar pada pendidikan anak. Keluarga mempunyai tanggung jawab utama atas perawatan dan perlindungan anak. Pengenalan anak pada kebudayaan nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat dimulai dalam keluarga. Dalam proses belajar,agar dapat mencapai tujuan pendidikan terdapat faktor yang mempengaruhi jalannya proses belajar.Misalnya seperti faktor orang tua yang ikut menentukan berhasil tidaknya anak dalam pendidikannya.
Pada dasarnya, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu Pendidikan di dalam Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam Sekolah ( Pendidikan Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan Non Formal ).
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati. Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
Peran serta adalah ikut berupayanya orang tua terhadap kemajuan pendidikan anak-anaknya, ini dilakukan agar prestasi dan semangat belajar anak-anaknya meningkat. Peran serta ini dapat dilakukan langsung ataupun tidak langsung. Orang tua yang peduli terhadap kemajuan anaknya akan berusaha memberikan apa yang terbaik bagi anak-anak mereka, memberikan segala fasilitas yang diinginkan guna mencapai prestasi anak yang semaksimal mungkin. Dalam peningkatan prestasi belajar anak saat ini orang tua banyak melakukan terobosan-terobosan, antara lain dengan menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah favorite, memasukan anak ke lembaga-lembaga kursus, serta memberikan les tambahan kepada anak.
Berbeda dengan orang tua yang kurang peduli dengan perkembangan dan prestasi anak, mereka cenderung masa bodoh, mengandalkan pendidikan hanya pada sekolah semata sementara perhatian dari orang tua kurang atau bahkan tidak sama sekali. Mereka seharusnya sadar bahwa segala tindakan mereka sangat berpengaruh terhadap masa depan anaknya.
Permasalahan umum yang dialami oleh setiap orang tua dalam memberikan dukungan terhadap anak-anaknya banyak dikarenakan kesibukan mereka mencari nafkah, mereka berdalih bahwa mereka sangat tidak mempunyai waktu untuk sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah bagi anaknya. Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, waktu semuanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.
Selain permasalahan di atas, kendala Sumber Daya Manusia (SDM) orang tua menjadi penyebab kurangnya mereka dalam ikut serta meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama sekali. Umumnya mereka adalah orang tua tempo dulu atau orang tua yang hidup di tempat-tempat pedalaman atu desa yang masih belum maju.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini perhatian orang tua semakin berkurang karena berbagai hal. Kurangnya peran serta orang tua dapat menjadikan anak sebagai jiwa atau pribadi yang merasa diabaikan, merasa tidak berguna dan bahkan cenderung untuk menyalahkan orang lain dalam tindakannya di masyarakat. Mereka yang kurang mendapat dukungan dari orang tua menganggap bahwa orang tua mereka tidak peduli terhadap mereka dan cenderung memberi jarak antara mereka dengan orang tua mereka. Kerap kali anak membutuhkan orang tuanya untuk membicarakan tentang permasalahan-permasalahan mereka,dan seharusnya para orang tua memberikan perhatiannya untuk mendengarkan keluhan anak.
Anak sangat membutuhkan perhatian dari orang disekitarnya,lebih-lebih dari orang tuanya. Orang tua seharusnya mengambil peran yang sangat penting bagi perkembangan dan prestasi belajar anak. Berbagai cara dan upaya bisa dilakukan para orang tua untuk mewujudkan kepeduliannya terhadap anak. Seharusnya anak akan lebih nyaman ketika mengugkapkan permasalahan kepada orang tuanya dibanding dengan orang lain karena kebiasaan hidup bersama dari kecil yag membentuk kedekatan itu.
Kerap kali anak dituntut untuk berprestasi dalam belajar,tetapi tanpa disadari oleh orang tuanya,bahwa anak kurang mendapat perhatian dan dukungan yang maksimal dari mereka. Tidak sedikit orang tua yang mengharuskan anaknya untuk menjadi seperti apa yang mereka kehendaki tanpa memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan si anak. Sikap-sikap seperti itulah yang menyebabkan beban pikiran anak untuk kedepannya,hingga akhirnya dapat memberikan dampak buruk bagi prestasi belajarnya. Orang tua yang seharusnya berperan untuk melindungi,menjaga,dan memperhatikan anak justru gagal menjalankan perannya dengan baik.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu masalah untuk diteliti dengan mengambil judul “Keterkaitan Peran Serta Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak (Studi Kasus Siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kudus)
A. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis menarik permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran serta orang tua terhadap prestasi belajar anak-anaknya?
2. Bagaimanakah usaha yang dilakukan orang tua untuk memotivasi anak agar berprestasi?
3. Bagaimana bentuk kendala yang dialami orang tua terhadap meningkatkan prestasi belajar anak?
B. TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bentuk kepedulian orang tua terhadap prestasi anak
2. Mengetahui usaha-usaha apa saja yang diupayakan orang tua dalam memberikan motivasi anak.
3. Mencermati hubungan kedekatan orang tua dengan anak,apakah ada manfaatnya atau tidak
4. Mengerti kendala-kendala yang kerap terjadi dalam hubungan kepedulian orang tua terhadap anak.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Secara praktis : Dapat memberikan wawasan bagi peneliti dan pembaca mengenai peran serta orang tua terhadap prestasi belajar anak. Dengan adanya penelitian ini maka dapat diketahui akan adanya kaitannya antara peran serta orang tua dengan prestasi belajar anak nantinya.
2. Secara teoritis : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan acuan bagi pengembangan pendidikan dimasa mendatang. Dapat pula menjadi acuan peneliti selanjutnya
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara dua variabel atau lebih yang akan memberikan petunjuk cara menguji hipotesis tersebut. Dalam statistik,hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistic tentang parameter populasi. Terdapat dua macam hipotesis dalam statistik dan penelitian,yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha). Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan data statistic (sugiyono,2005:82)
Berdasarkan landasan teori yang diajukan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis nol (Ho) : “Tidak ada pengaruh antara kepedulian orang tua dengan prestasi belajar siswa “
2. Hipotesis alternatif/kerja : “ Terdapat pengaruh antara kepedulian orang tua dengan prestasi belajar siswa”
H. KERANGKA BERPIKIR
Kehidupan anak dalam keluarga akan sejahtera jika orag tua benar-benar menyadari dirinya sebagai orang tua dan bertanggung jawab pada semua anaknya. Anak yang diperhatikan dan dididik dengan benar akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan usia anak. Sehingga pada akhirnya anak dapat dewasa,mandiri dan bertanggung jawab dalam kehidupan.
Peran serta orangtua untuk membimbing anak dalam kelurga amat diperlukan anak dalam perjalanan hidupnya. Perilaku belajar siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,misalnya lingkungan keluaraga,fasilitas belajar,keadaan fisik siswa
Kepedulian orang tua kepada keluarga memiliki pearanan penting dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak. Pendidikan keluarga mempunyai arti penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Orang tua menjadi hal terpenting bagi dasar kesiapan anak agar memiliki perilaku belajar yang baik,sehingga mampu berprestasi dalam belajar. Dengan demikian maka jelas apabila perilaku belajar siswa dapat dipengaruhi oleh kepedulian orang tua dalam membina dan membimbing anak dalam lingkungan keluarga. Oleh sebab itu peneliti mempunyai dugaan sementara jika ada hubungan antara kepedulian orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kudus.
Alur berpikir dari penelitian ini dapat digambarkans sebagai berikut :
I. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mengadakan penelitian secara ilmiah pada suatu masalah dalam pengetahuan,hal ini untuk mancari kebenaran dan kesimpulan secara sistematis. Adapun penelitian ini dibahas dengan cara ilmiah dan obyek yang diteliti dengan cara dan metode yang tepat.
1. Dasar penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif,dimana akan menggunakan metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun 1989:3). Metode ini bertujuan untuk mengungkap masalah-masalah dengan mengumpulkan data,menyusun,mengklarifikasikan,menganalisis serta mengintepretasikan data berupa angka atau skor yang di dapat.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitiannya. Lokasi penelitian dalam penelitian dalam penelitian ini adalah wilayah sekolah SMA Negeri 2 Kudus
3. Penentuan Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud akan diteliti,diselidiki. Dari pengertian tersebut,dapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kudus. Sampel ini diambil berdasarkan observasi di lapangan yang melihat dan membandingkan antara orang tua yang memperdulikan anaknya dan orang tua yang tidak memperdulikan anaknya. Berdasarkan data dari sekolah,dikertahui bahwa jumlah siswa di SMA Negeri 2 Kudus adalah 1200 Anak. Sedangkan jumlah siswa kelas X adalah 400anak,masing-masing kelas 40 anak.
b. Sampel
Menurut Arikunto(2006:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan agar dapat diperoleh sampel (contoh) atau dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Dalam pengambilan sampel apabila sampel tersebut kurang dari 100 maka akan dipilih semua sampel atau sama dengan dipilih satu populasi yang akan diteliti dan penelitian akan mengarah pada penelitian populasi. Tetapi apabila jumlah sampelnya yang diteliti benar,maka dapat diambil antara 10%-25% atau lebih.
Dalam pengambilan sampel ada cara-cara tertentu yang disebut sampling. Sampling adalah cara yang diambil untuk mengambil sampel (hadi 1988:222).
Pada penelitian ini digunakan teknik propotional randon sampling,yaitu metode pengambilan kelompok sampel yang diambil secara acak. Penelitian memberikan kesempatan yang sama pada populasi untuk dipilih secara acak yang akan dilih untuk dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik propotional sampling karena jumlah siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kudus terdiri dari beberapa kelas,maka diambil sampel dengan proposi 20 % pada tiap kelas yang ada yaitu 20 %X250 = 50 orang
4. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1) Variabel Bebas atau independent variable (X)
Menurut Arikunto,Variabel yang mempengaruhi,yang disebut juga variabel penyebab,bebas atau independent variabel
1 komentar:
menurut saya mungkin hasilnya bisa dibuat kurva agar lebih mudah dibaca
Posting Komentar